Senin, 13 Maret 2017

PENERIMAAN SISWA BARU SMP KHALIFAH BOARDING SCHOOL SUKABUMI GELOMBANG 2

PENERIMAAN SISWA BARU SMP KHALIFAH BOARDING SCHOOL SUKABUMI GELOMBANG 2 πŸ“’πŸ“’πŸ“’ Informasi Pendaftaran Siswa Baru SMP KHALIFAH BOARDING SCHOOL Sukabumi. ☑ Taaruf test gelombong ke - 2, meliputi : πŸ”† Psikotest πŸ”† Pemetaan skill siswa πŸ”† Interview calon siswa dan walisiswa ⏰Ahad, 30 April 2017 🏑 Kampus Khalifah boarding school, Selakopi Rt. 1 / Rw. 11 Cijengkol, Caringin Sukabumi. πŸ’» Ketentuan Umum : 1. Test bukan syarat diterima atau tidaknya. 2. Kuota hanya 40 Siswa. 3. Gelombang selanjutnya akan ditutup apabila kuota gelombang ke - 2 terpenuhi. 4. Membayar biaya registrasi dan investasi awal. 🚦Ketentuan Pembayaran Administrasi : 1. Pembayaran investasi awal untuk kubutuhan utama siswa min. Rp. 5.000.000,- (max 30 April 2017) 2. Sisanya investasi awal bisa di angsur hingga Akhir Desember 2017. ⚡⚡⚡dDAFTAR SEGERA KUOTA TERBATAS ☎ info lebih lanjut Mariyanto, S.Pd.I (0856 5958 0150) Ai Nuraini (0857 2002 4815) NB ; GELOMBANG 3 (Dengan Test Seleksi) dan DI TUTUP JIKA KUOTA TERPENUHI (UPDATE TERUS KUOTA CALON SISWA DI CONTAK PERSON YANG TERSEDIA)

FSUIY Minta Kapolri Dicopot

Assalamu'alaikum Wr.Wb. Jogjakarta - Sekitar 1.000 umat Islam yang tergabung dalam Forum Silaturahmi Umat Islam Yogya (FSUIY), Jumat (10/5), menggelar aksi menuntut pembebasan Panglima Laskar Jihad Ahlus Sunnah wal Jamaah, Ustadz Ja?far Umar Thalib. Mereka juga menuntut agar Kapolri Jend. Pol Da?i Bachtiar dicopot dari jabatannya. Pernyataan ini disampaikan saat mereka menggelar tabligh akbar usai sholat Jum?at di halaman DPRD DIY Jl. Malioboro, Yogyakarta. Elemen yang terlibat dalam aksi ini antara lain dari PPP, Laskar Jihad, DDII, PBB, Partai Keadilan, KAMMI, FSRMY, Majelis Mujahidin, dan 22 ormas Islam lainnya. Dalam orasinya, FSUIY meminta agar pemerintah berlaku adil terhadap umat Islam. Mereka menilai, pemerintah selama ini terkesan diskriminatif, bahkan membiarkan kelompok separatis Republik Maluku Selatan (RMS) yang jelas-jelas melakukan makar terhadapo Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). FSUIY juga mengungkapkan keyakinannya bahwa penangkapan Ustadz Ja'far tidak berdasar sama sekali dan kental bernuansa politis. Tokoh yang berbicara dalam tabligh akbar itu antara lain Ustadz Jazir (Koordinator FSUIY), Ustadz Umar Said (Tokoh Islam Yogya), dan dr. Fauzi AR (Ketua DPW PPP DIY). Dalam ceramahnya, Fauzi AR menyerukan kepada seluruh anggota DPRD DIY dari partainya untuk melakukan aksi mogok sebagai bentuk protes terhadap sikap pemerintah yang memojokkan umat Islam. ''Saya minta kepada anggota dewan dari PPP, syukur-syukur seluruh anggota dewan yang Islam untuk melakukan class action dalam bentuk mogok sampai Ustadz Ja'far dibebaskan,'' tegasnya. Hal senada juga disampaikan seorang orator dari Partai Keadilan. Dirinya mengajak kepada umat Islam untuk memberi batas waktu kepada kepolisian untuk segera membebaskan Panglima Laskar Jihad dalam waktu 7X24jam. ''Kalau sampai batas waktu itu Ustadz Ja'far belum dibebaskan maka kita akan menyerukan aksi yang lebih besar. Bahkan jika perlu kita akan mogok terhadap segala kebijakan pemerintah,'' katanya. (anf/hard)

Muslim Itu Dermawan

Assalamu'alaikum Wr.Wb "Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat haluu'a (keluh kesah lagi kikir). Apabila ia ditimpa kesusahan, ia berkeluh kesah. Dan apabila ia mendapat kebaikan, ia amat kikir. Kecuali, orang-orang yang mengerjakan salat. Yang mereka itu tetap mengerjakan salatnya. Dan orang-orang yang dalam hartanya tersedia bagian tertentu. Bagi orang (miskin) yang meminta dan orang yang tidak mempunyai apa-apa (yang tidak mau meminta)." (Al-Ma'aarij: 19--25). Manusia cenderung bersikap haluu'a. Apakah itu? Ia ditafsirkan dengan dua ayat berikutnya (20--21): sebuah perangai buruk suka berkeluh kesah lagi kikir. Ketika ia tertimpa kesulitan, hatinya terasa sempit, goncang, dan mudah berputus asa. Ketika beroleh nikmat dan kebaikan, ia bersikap kikir. Yaitu, kikir dari hak Allah dan kikir dari hak sesama. Tentu tidak semua manusia berperilaku demikian. Seorang muslim semestinya tidak haluu'a, mengapa? Karena, seorang muslim itu ajeg menjaga salatnya. "Kecuali orang-orang yang mengerjakan salat, yang mereka itu tetap mengerjakan salatnya (daimun)." Dengan salat, hati menjadi tenteram. Juga, dengan salat perbuatan keji dan mungkar dapat ditahan. Maka, seorang mukmin yang salatnya ajeg dan benar, ia tidak gampang berkeluh kesah. Karena, kesulitan atau kemudahan baginya mengandung hikmah. Sebagian sahabat bahkan memandang kesulitan sebagai nikmat, seperti perkataan Abu Dzar al-Ghifari, "Miskin lebih aku sukai daripada kaya, dan sakit lebih aku sukai daripada sehat." Seorang muslim semestinya tidak haluu'a, mengapa? Karena, seorang mukmin menyadari pada hartanya ada hak bagi orang yang meminta (as-sail) dan orang yang tidak mempunyai apa-apa (al-mahruum). "Dan orang-orang yang dalam hartanya tersedia bagian tertentu, bagi orang (miskin) yang meminta dan orang yang tidak mempunyai apa-apa." As-sail adalah orang yang meminta. Terhadap orang semacam ini terdapat hak bagi dia, seperti dalam sabda Rasulullah saw., "Bagi orang yang meminta-minta terdapat hak, meskipun ia datang mengendarai kuda." (HR Abu Dawud dari hadis Sufyan ats-Tsauri, dalam riwayat lain disandarkan kepada Ali bin Abu Thalib). Adapun al-mahrum, seperti didefinisikan Ibnu Abbas, adalah orang yang bernasib buruk. Ia tidak memiliki bagian dalam baitul mal, tidak memiliki pendapatan, dan tidak memiliki pekerjaan yang dapat menopang. Rasulullah pernah bersabda, "Orang miskin bukanlah orang yang keliling dan engkau memberinya sesuap atau dua suap makanan dan sebutir atau dua butir kurma, akan tetapi orang miskin adalah orang yang tidak memiliki kekayaan yang mencukupinya sedangkan orang lain tidak mengetahuinya sehingga bersedekah kepadanya." (HR Bukhari dan Muslim). Jadi, seorang muslim semestinya dermawan, tidak kikir dan tidak bakhil. Karena, seorang muslim senantiasa merenungkan ayat-ayat Allah, seperti dalam ayat berikut. Dan belanjakanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang kematian kepada salah seorang di antara kamu; lalu ia berkata: 'Ya Rabku, mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian)ku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang saleh." (Al-Munafiqun: 10). Suatu ketika Rasulullah saw. bertanya kepada para sahabatnya, "Manakah yang lebih kalian cintai: harta ahli waris atau harta sendiri?" Mereka menjawab, "Wahai Rasulullah, tentu tidak seorang pun di antara kita kecuali lebih mencintai hartanya sendiri." Rasulullah meneruskan, "Sesungguhnya harta seseorang ialah apa yang telah ia gunakan, dan harta ahli waris adalah apa yang belum ia gunakan." (HR Bukhari). Abu Bakar al-Jazairi menceritakan sebuah kisah yang mengagumkan di dalam Minhajul Muslim Dikisahkan bahwa Ibunda Aisyah r.a. mendapat kiriman uang sebanyak 180.000 dirham dari Muawiyah bin Abi Sufyan. Oleh beliau uang itu disimpan di mangkuk dan dibagikan kepada manusia hingga tak tersisa. Pada sore harinya, Aisyah berkata kepada budak wanitanya, "Antarkan makanan berbuka untukku." Budak wanita tersebut menghidangkan roti dan minyak kepada Aisyah. Beliau berkata kepada budak, "Mengapa engkau tidak mengambil uang satu dirham dari uang yang aku bagikan tadi buat membeli daging untuk buka puasa kita?" Budak tersebut menjawab, "Jika engkau mengingatkanku sejak tadi, aku pasti melakukan." Dalam kekiniian, betapa banyak kita temukan dua tipe masusia di atas. Tipe orang muskin meminta-minta karena kondisi memaksa, juga tipe orang yang tidak memiliki kekayaan, penghasilan, pekerjaan, namun ia enggan untuk meminta. Terhadap tipe pertama, akan lebih mudah bagi kita untuk mengetahuinya, namun terhadap tipe kedua, diperlukan sedikit perhatian untuk mengetahuinya. Di sinilah perlunya sikap peka terhadap lingkungan. Budaya modernisme sering berdampak pada menjadikan orang berperilaku egois, tidak mengenal tetangga, tidak mengenal lingkungan. Setiap hari ia makan enak, namun ia tidak mengetahui bahwa orang-orang di sekitarnya tengah kelaparan. Terlebih al-mahrum, tidak mesti mereka kelompok marginal yang tidak mampu bekerja. Kadang mereka kelompok profesional yang tidak tertopang situasi dan sarana yang mendukung untuk bekerja, seperti tidak adanya lapangan pekerjaan atau tertimpa bencana perang. Dalam konteks ini, perlu aktualisasi kedermawanan bagi muslim yang "kuat", tentu tidak sekadar berpikir memberi ikan, melainkan harus juga berpikir bagaimana memberi kail. Wallahu a'lam bish-shawab. (Abu Zahrah).